Sebuah
sms yang membuat alisku berkenyut singgah di di layar handphone-ku.
Isinya hanya tiga jenis huruf : “Okiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii…..”Spontan aku langsung membalasnya, khawatir ada kesalahfahaman dari sms tersebut, atau ada apa-apa pada jarinya hingga hanya mengirim sms yang banyak huruf i-nya itu ?
“salam. ada apa? Kok isi sms- nya gitu?” singkat dan dalam ia langsung membalas smsku.
“hehe.. enggak kok oki, aku cuma lagi galau”. GUBRAK! Kepalaku tiba-tiba jadi merasa gatal.
***
Lain lagi, suatu ketika aku membuka jejaring social lewat PC, biasanya aku hanya membuka lewat smartphone hingga tak terlalu detail membaca. Namun hari itu sengaja aku sempatkan membukanya lewat layar PC. Alangkah kagetnya ketika aku baca, hampir semua status menunjukkan satu kata yang lagi tren saat ini : GALAU.
Semua orang mengeluh sedang galau. Ya, di Indonesia, kini kalimat ‘ galau’ sedang menjadi kata favorit bagi setiap anak muda. Orang yang biasa-biasa saja, jadi ikutan ngin galau karena semua status isinya seperti itu.
“ galau nih, mau makan nasi padang apa foodcourt ya?
“ kalo denger lagunya The Masiv rasanya galau banget”
“ siang-siang bolong gini ngerasa galau, hiks..”
“ lagi pada galau, jadi pingin ikutan galau”
Aku segera istighfar, jangan-jangan galau ini memang bisa seperti virus yang bisa menular. Duh!
***
Galau. Resah. Gundah. Entah apa namanya itu. Kalau dipikir-pikir, apa sih artinya galau? hingga banyak anak muda di negeri ini menggunakan istilah itu. Sepertinya, budaya memang telah merubah makna galau tersebut, memperluas hingga galau yang dulu digunakan untuk sebuah perasaan gelisah, bingung, atau sedang dipuncak kegundahan, kini galau pun digunakan untuk sekedar bingung memilih menu makan siang.
Tapi bagaimanapun, perubahan makna galau itu tidak terlalu jauh. Intinya tetap sama menurutku, orang yang galau itu, berarti ia sedang bingung, resah, gundah, tak ada pegangan. Kalau diibaratkan, mungkin seperti sebuah perahu kertas kecil di tengah lautan luas. Terombang-ambing, tak jelas kenapa dan mau kemana. Tak tau juga harus apa. Begitulah hati yang sedang galau.
Jadi sebenarnya, parah juga ya orang yang sedang mengalami galau. Walaupun saat ini orang yang galau terdengar biasa aja bahkan sangat banyak, tapi sebenarnya orang yang galau itu butuh obat juga lho. Yaitu obat galau. Hehe. biar hatinya sembuh. Biar matanya terbuka, biar ia bisa produktif lagi jadi manusia yang utuh.
Aku jadi teringat sebuah do’a dalam zikir alma’tsurat, yang harusnya dibaca oleh setiap muslim pada waktu pagi dan petang. Makna doanya seperti ini :
“ Ya Allah, aku berlindung pada-Mu dari rasa sesak dada dan gelisah, dan aku berlindung padaMu dari kelemahan dan kemalasan, dan aku berlindung pada Mu dari sifat pengecut dan kikir, dan aku berlindung padaMu dari lilitan hutang dan dominasi manusia”
Sekilas membaca do’a tersebut biasa saja, namun ketika ditadaburi, Subhanallah.. doa tersebut mencakup semua karakteristik kita sebagai manusia. Yang berpotensi merasakan rasa sesak dan gelisah, yang lemah dan pasti memiliki rasa malas, yang pengecut (terutama membela kebenaran) dan kikir (terutama takut miskin), juga manusia yang suka berhutang dan terpedaya pada orientasi manusia juga. Sifat-sifat dalam do’a tersebut adalah sifat yang paling dekat dengan manusia.
Ternyata, doa tersebut pun diajarkan Rasul pada sahabatnya yang sedang mengalami galau. sebagaimana hadits yang diriwayatkan abu Dawud, dari Abi Sa’aid Al_Khudri ra, berkata : “Suatu hari Rasulullah masuk masjid, tiba-tiba beliau berkata kepada Abu Umamah ra : mengapa kamu duduk-duduk di masjid di luar waktu sholat? Abu Umamah menjawab : karena kagalauan yang melanda hatiku dan hutang-hutangku, wahai Rasulullah.” Rasulullah Saw bersabda lagi : Bukankah aku telah mengajarimu beberapa bacaan, bila kau baca niscaya Allah akan menghilangkan rasa galau dari dirimu dan melunasi hutang-hutangmu?” Abu Umamah berkata : “betul Rasulullah. “
Rasulullah pun bersabda : “ketika pagi dan sore hari, ucapkanlah doa berikut : Allahumma inni a’udzubika minal hammi wal hazan. Wa a’udzubika minal a’jzi wal kasal. Wa a’udzubika minal jubni wal bukhli, wa a’udzubika min gholabatid daini wa qahrii rijaal…”
Kemudian Abu Umamah membaca doa tersebut, dan Allah menghilangkan rasa galau dari dirinya. (HR.Abu Dawud)
Maka tak ada salahnya kita terapkan doa tersebut. Aku sudah membuktikan, dan Subhanallah luar biasa...
baiknya juga dibarengi dengan zikir alma'tsurat lainnya setiap pagi dan sore, yang keutamannya tak kalah luar biasa hebat.
Kalau dicerna lebih jauh, galau adalah
salah satu penyakit hati. Sebuah kondisi dimana hati kita sedang kosong,
kemudian terisi oleh entah apa namanya, hingga rasanya pun bercampur
aduk, bahkan si pelakunya pun bisa tidak mengerti ia sedang kenapa?
Parahnya lagi, galau yang sebenarnya penyakit hati akut itu, sudah
menjadi budaya.
Sehingga ketika seseorang mengalami pada
titik tersebut, ia bukannya bangkit dan menghindar, bisa saja malah
makin menikmati ; mengunci diri di kamar, menyetel musik-musik yang
semakin menambah suasana, uring-uringan di kasur, seandainya melakukan
aktivitas ia hanya melakukan update status yang terus-terusan dengan
tema yang sama.. (hayo.. siapa yang pernah begitu?)
Sebuah nasihat mengatakan, hati kita ini
tidak pernah kosong, kalau ia tidak diisi dengan keta’atan, berarti di
dalamnya ada kemaksiatan. Berarti, kita sebagai manusia hanya memiliki
dua pilihan ; mau dalam keadaan taat, atau mau maksiat. Tidak bisa
istirahat, tidak bisa diam, karena syaitan pun tidak pernah
beristirahat, tidak pernah cuti, untuk mengajak kita mengikut jalannya
menjadi penghuni neraka di akhirat kelak (naudzubillah…)
Lalu, orang yang galau itu sedang dalam
keadaan taat atau maksiat ? nah.. pertanyaan yang ini tentu kita sudah
bisa menjawab sendiri.
Yang pasti, tidak mungkin ada gelisah
jika kita mengingat Allah. Tidak mungkin ada sedih jika kita dekat
dengan Allah. Untuk itulah maka kita perlu sebuah tindak nyata, untuk
selalu menyibukkan diri agar senantiasa dalam dzikir kepada Allah.
Jangan bayangkan kita harus senantiasa
di dalam masjid terus-terusan, mengingat Allah itu luas maknanya, islam
adalah agama yang syamil, yang menyeluruh ke seluruh aspek kehidupan.
Sibukkan diri dengan segala hal yang positif, niatkan selalu dengan
bismillah, Insya allah hari-harimu akan jauh dari galau :)
Ada tips yang mudah-mudahan bisa digunakan juga untuk sahabat semua : ...
1. Ketika
bangun tidur di pagi hari, seperti perut yang krucuk-krucuk minta
sarapan, ruhiyah kita pun tak kalah minta diisi dengan amal ibadah. Usai
sholat subuh, sempatkan diri untuk melantunkan ayat alqur’an. Ga usah
banyak- banyak.. satu ‘ain juga gpp ( jangan kalah dengan murid-muridku
yang punya target tilawah lho ;) ().
Lebih bagus lagi jika kita biasakan membaca dzikir-dzikir sebagai
supplement hati. Untuk yang biasa menghafal al-Qur’an atau muroja’ah,
momen ba’da subuh juga menjadi waktu yang tepat. Intinya : maksimalkan
waktu ba’da subuh yang singkat itu untuk ruhiyah kita.
2. Setelah
melakukan ‘pemanasan’ tersebut, dijamin diri kita jadi punya energy
yang luar biasa seperti energy matahari pagi yang memancar di balik
jendela kita. Buka jendela kamar, hirup dengan penuh semangat.
Bismillah..selanjutnya siap melakukan aktivitas. Jangan lupa, biasakan
mencatat apa yang harus dikerjakan hari itu, dan kerjakan apa yang sudah
direncanakan. Hidup teratur itu enak lho :)
3. (untuk
yang ini, tidak diwajibkan tapi fadhilahnya sangat luar biasa.. :
sholat dhuha yaa… :) tentang sholah dhuha mudah-mudah bisa ditulis di
artikel lain waktu)
4. Selama
beraktivitas, luruskan niat bismillah kita tadi. Cari teman-teman
sepergaulan yang bisa memberi energy positif ke kita. Yang selalu
mengajak berlomba dalam kebaikan. Bukan yang bermalas-malasan, bukan
yang suka membuang-buang waktu. - point yang ini, memilih teman menjadi
sangat penting lho..
5. Nah..
yang kelima adalah kita yang menebar energy positif. Istiqamah yuk..!
dan ajak sebanyak mungkin orang disekitar kita untuk melakukan hal-hal
yang positif. Selesai kuliah, ikut kegiatan seminar, atau jenguk teman
yang sakit? Atau buat sebuah rencana besar dengan teman-teman lainnya.
Intinya.. jangan sampai waktu kita terbuang sia-sia dengan nongkrongin
facebook misalnya, kumpul dengan teman-teman tanpa tau maksudnya apa..?
6. Yang
terakhir, jangan dzhalim dengan diri kita. Istirahat menjadi wajib
hukumnya jika tubuh sudah sangat lelah. Untuk yang punya waktu sangat
sibuk, mungkin bisa dibuat strategi. Seperti mewajibkan diri membaca
buku setiap hari minimal 5 halaman sehari misalnya, sambil mata
membaca, tubuh pun bisa beristirahat sejenak. Atau mendengarkan alunan
nasyid dan murottal, dsb.
Ada satu pengalaman selama aku tinggal
di Rumah Qur’an. Awalnya aku merasa bingung dengan rutinitas disana,
dimana teman-teman selalu tak lepas genggamannya dari Al-Qur’an. Mau
tidur baca qur’an, bangun tidur buka Qur’an, istirahat baca Qur’an,
pergi kemana pun membawa al-Qur’an.
Namun kenyataannya…memang dengan
al-Qur’an lah ada ketenangan yang sesungguhnya. Selama aku tinggal
disana, tak satupun aku melihat teman yang nampak larut dengan
masalahnya, hanyut dengan kesedihannya. Kenapa ? karena diri mereka
disibukkan dengan niatnya untuk menghafal ayat suci. Sedangkan salah
satu mukjizat al-Qur’an adalah sebagai as-Syifa (pengobat), maka tak ada
lagi perasaan ‘g-a-l-a-u’ untuk mereka yang selalu sibuk dengan
keta’atan. Kata mereka seperti ini : “ kalau lagi susah menghafal,
berarti ada yang ga beres nih dengan hati. Maka perbanyaklah
istighfar..”
Wah senangnya..
Orang yang dekat dengan al-Qur’an, orang
yang hatinya selalu berdzikir, akan mudah mendeteksi penyakit hati
dalam dirinya, akan mudah pula mengusirnya. Tidak berlarut, tidak lagi
galau. Insya Allah kita semua juga bisa seperti itu :) ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar